*hye
jin pov*
Hai,
namaku hye jin, aku salah satu siswi sma yadong yang terkenal di korea. Aku
sekarang sudah kelas 3 dan siap menyambut ujian nasional tahun ini. Aku
mempunyai dua sahabat gila bernama song ha byung dan lee anna. Mengapa aku
sebut mereka gila? Ya karena mereka menggilai super junior, sama denganku.
Biasku bernama kim heechul, si lelaki yang lebih cantik dari aku. Bias habyung
itu wookie oppa dan bias anna itu donghae. Setiap hari kami selalu membicarakan
tentang super junior, hampir gila rasanya atau mungkin kami sudah gila. Sampai
guru-guru dan orangtua kami sudah geleng-geleng karena kami. Aku, ya aku sangat
mencintai kim heechul. Aku mencintai dia sudah sampai tidak bisa dijelaskan
dengan kata-kata lagi. Sedihnya, biasku ini sedang menjalani wajib militernya.
Tidak terlalu berat, karena dia mempunyai masalah pada kakinya. Rindu hati ini
melihat penampilannya diatas panggung, tapi, untungnya dia menjadi penyiar
radio selama wijib militer, jadi aku masih tetap bisa melihat dan mendengarnya.
Setiap pagi aku selalu menghitung berapa hari lagi dia akan kembali dengan
9anggota lainnya. Suatu hari si habyung datang kekelasku dengan disusul anna
dan menghebohkan seluruh isi kelas dengan kabar heechul harus menjalankan
operasi pada kakinya karena terjadi kecelakaan ketika wajib militer. Aku
terkejut dan rasanya jantungku ini seperti copot dari tempatnya. “hye
jin!!!!!!!!!! Chulie-ah hye jin, chulie-ah” teriak anna. “wae?” kataku “dia
akan operasi katanya kakinya terluka oleh sesuatu saat dia wamil” kejut si habyung.
Sontak aku lompat dari kursiku dan menggebrak semua yang ada dihadapanku. “wae
hye jin? Kalem ah, bercanda kok, ini kejutan!” kata anna enteng. “omo!!!!
Sialan kalian berdua!” kataku marah. “ini buat kamu, special!” kata habyung
lalu menyodorkan poster super jumbo dan gambarnya itu……. heechul! “guys,
gomowoyoooooo” kataku tersentuh dan memeluk 2sahabat gilaku ini. “masih ada
kejutan lain, tunggu waktunya” kata anna langsung meninggalkan kelasku disusul
habyung. Mwo? Masih ada kejutan lainnya katanya? 2hari kemudian~~~ *der der
der* hp ku berdering. “hai hye jin, aku jemput kau jam 9 besok ya! Harus udah
rapih” isi pesan dari anna. “arraseo, mau kemana?” jawabku. “ah lihat saja
besok, sekarang kau tidur biar besok tidak kesiangan” jawab anna. “ne, arraseo”
jawabku singkat, lalu aku tidur. Keesokan harinya. “Tin tin
tiiiiiiiiinnnnnnnnn” klakson mobil ha byung. “eomma, appa, aku pergi dulu.
Daaaaah” pamitku pada kedua orangtuaku. “eeeeee bawel banget klaksonnya, ganggu
tetangga woy” kataku cerewet pada habyung. “hehe mian, abis lama sih” kata ha
byung nyengir lalu melajukan mobilnya. “mau kemana sih kita?” tanyaku. “udah
deh, sabar aja, kita mau makan aja kok, hahaha” kata anna pada habyung kemudian
memberikan kode-kode. “eh kode-kodean ya, gitu ya, oke cukup tau” kataku
ngambek. “omoo, hye jin ngambek, jangan ngambek dong, kita gak kode2an kalih,
Cuma kedip mata aja. Beneran kok kita gak ngerahasiain apapun dari kamu hye
jin” ledek ha byung. “terserah kalian” jawabku singkat. Mobil habyung terus
melaju dan berarah ke salah satu mall ternama di seoul, aku mulai mereda karena
memang sepertinya mereka hanya mengajakku jalan dan kemudian makan siang. “ayo
udah sampe, bener kan kita cuma mau makan” ajak anna. “iya iya, aku udah gak
marah kok” kataku. Kemudian anna dan habyung *menyeret* ku ke bioskop untuk
menonton film, dan ternyata film nya itu adalah film kesukaanku. Heeem, aku
sangat menyayangi mereka. Setelah menonton film, mereka mengajakku makan siang.
“makan yuk, aku yang pilih restaurantnya, dan inilah kejutannya” kata habyung
yang sukses membuatku shock. “mwo? Kejutan? Apaan?” kataku kaget. “udah, ikut
aja” kata anna singkat. Kemudian, aku dan 2 sahabat gilaku ini makan bersama
disalah satu restaurant yang ada di mall itu. “aku mau ketoilet dulu” kata anna.
Anna meninggalkan meja, aku dan habyung tetap makan menyantap pesanan kami. Aku
heran kenapa tempat makan ini begitu sepi, hampir hanya terisi oleh mejaku dan
seorang namja dipojokan. Tiba-tiba “waeeee, ada apa ini? Kenapa mataku ditutup
segala?” celotehku sambil memegang tangan yang sedang menutup mataku ini.
“heeei, lepaskan, aku sedang makan, ganggu aja sih” omelku pada tangan yang tak
kunjung lepas dari mataku. Kesal sekali aku, mengganggu selera makanku. “aku
mau kau tetap menutup matamu saat orang ini melepas tangannya dari matamu” kata
habyung. “ne , cepat buka” kataku kesal. “kau janji?” kata anna. “ne, aku
janji, cepat lepas” gerutuku. Dan orang ini melepaskan tangannya dari mataku,
aku memenuhi janjiku untuk tidak membuka mataku sampai ada aba-aba. “sekarang
buka matamu perlahan” tuntun habyung, “HAPPY BIRTHDAY TO YOU SONG HYE JIN”
teriak habyung dan anna. OMOOOOOOOO “k…k….kau” kataku terbata. “ne, ini aku”
kata namja yang sedang membawakan kue ulang tahun didepanku ini. “ti….tidak
mungkin…..” kataku lalu memukul-mukul pipiku sendiri. “selamat ulang tahun song
hye jin, semoga kau bahagia hari ini” katanya lembut. Dan kau tahu siapa yang
ada dihadapanku ini? siapa yang sedang membawa kue ulang tahunku ini? “omo!!!!
Heechul oppa!!!!!!! Terimakasih ucapannya” ucapku antusias. Yaaaaaaaaaaaa, kim
heechul ada dihadapanku. Dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Aku bahkan
lupa kalau hari ini aku berulang tahun. “kembali kasih sayang. Kau seharusnya
berterima kasih pada dua temanmu ini, dia yang mengirimiku surat untuk membantu
merayakan ulang tahunmu ini” kata heechul oppa seraya meletakkan kue ulang
tahun di meja. “gomawoyo habyung, anna” kataku. Aku sudah tidak bisa berucap
apapun, jantungku sepertinya tadi berhenti berdetak sebentar. Aku masih berdiri
memperhatikan 2 sahabatku dan idolaku yang sudah duduk ini. “duduklah hye jin,
kau masih tidak percaya ini aku?” kata heechul oppa sambil menuntunku duduk. Ya
tangannya membantuku untuk duduk, bulu kudukku berdiri dan sepertinya aku mau
mimisan sekarang. “aku masih tidak menyangkanya. Bagaimana bisa?” tanyaku.
“kebetulan aku sudah dekat dan mulai berteman dengan ryeowook oppa, aku meminta
bantuan padanya untuk mengatur semua ini. Dan anna lah yang menyusun strategi
ini. Restaurant ini sepi karena aku sudah menyewanya hanya untukmu hye jin”
jelas si habyung ratu yadong panjang lebar. “oh my god! Thanks a lot god, you
are my everything guys!!!” kataku bersyukur. “its our pleasure” kata habyung
dan anna berbarengan. “jadi? Aku dicuekin nih? Ajak ngomong kek” kata heechul
oppa. “mianhae oppa, aku masih belum percaya dan masih sulit bernafas saat ini”
jawabku sambil menepuk kecil dadaku. “mau nafas buatan?” katanya lalu
mengedipkan matanya. Dan semuapun tertawa. Makan siang terindah yang pernah aku
rasakan. Aku liat diluar tempat makan ini banyak elf spesialnya petals yang iri
padaku. Aku sungguh bahagia. Kami bercanda tawa bersama-sama, rasanya aku tidak
mau hari ini berakhir. Dan kami pun pulang, aku bersama habyung dan anna, oppa
pulang dengan mobilnya sendiri. Sebelumnya aku sudah bertukar nomor telepon.
Dimobil aku hanya tersenyum tidak karuan. “hye jin, kau mimisan!” kata anna.
“hah? Masa?” kataku sambil mengusap hidungku, dan benar saja, darah mengalir
dari hidungku. Kalau aku terlampau shock pasti begini. “tisu mana tisu, mobil
kok gak ada tisu?” kata anna ngedumel pada habyung. “ada tuh di tas” kata
habyung menyodorkan tasnya. Kemudian anna mengobrak-abrik tas milik habyung
untuk mencari tisu dan pindah tempat duduk dari disebelah habyung menjadi
disebelahku. “ini tisunya, cepatlah, keburu habis darahmu hye jin” kata anna
seraya memberikan selembar tisu padaku. Hampir 5menit darah dari hidungku ini
tidak berhenti, tidak biasanya seperti ini. “mungkin kita harus mampir ke
klinik habyung, atau rumah sakit, ini tidak beres” kata anna yang menyadari
darah ini tak kunjung berhenti dan tisu milik habyung sudah habis. “arraseo,
deket sama rumah sakit yadong, kerumah sakit aja ya” kata habyung langsung
menancap gas mobilnya lebih cepat dari sebelumnya. Darahnya tidak berhenti,
tidak berkurang atau tidak bertambah deras, ini stabil. Tapi perih juga rasanya
hidung ini. Dokter segera memeriksa keadaanku dan membersihkan darah yang mulai
mengering disekitar hidungku. “kau ini kenapa? Kok bisa sampai mimisan tidak
berhenti begini?” Tanya dokter. “aku tidak tau dok, memang seperti ini aku dari
dulu. Aku harus bagaimana?” Tanyaku pada dokter. “suster, panggilkan kedua
temannya ini” kata dokter pada suster. “baik dok” kata suster dan langsung
memanggil habyung dan anna. “kau harus dirawat selama beberapa hari untuk
istirahat total ya hye jin. Aku belum pernah mengetahui orang yang terkena
shock kemudian mimisan tidak berhenti seperti kau, haha. Suster, siapkan
ruangan untuk nona hyejin” kata dokter kepadaku sekaligus suster. “akan aku
hubungi orangtua nya dok.” Kata anna. Kemudian anna dan habyung keluar ruangan
dan mungkin segera menelepon kedua orangtuaku. Aku berganti pakaian rumah sakit
dan duduk dikursi roda. Jujur saja, efeknya membuat kepalaku berdenyut tidak
karuan dan hidungku semakin perih karena darahnya masih mengalir dari hidungku.
“appa mu tidak bisa datang dan eomma mu segera datang, aku akan mengurus
administrasinya dulu ya, kau dan anna masuklah keruang inapmu” kata habyung
setelah menelepon eomma dirumah. Aku anna dan seorang suster mulai berjalan
kesalah satu ruang inap di rumah sakit ini. Lantai 3 kamar nomor 345, disinilah
aku mulai dirawat. Infuse sudah melekat dipergelangan tanganku, dan entah sudah
berapa banyak tisu yang aku habiskan agar darah ini berhenti. “aku khawatir
darah dalam tubuhmu itu habis” kata anna. “aku pun sama, tapi ini sudah
mendingan dan akan segera berhenti anna, tidak usah khawatir” kataku tenang. Ya
syukurlah darah sudah berangsur berhenti mengalir dari hidungku. “aku mau beli
buah, minum dan sedikit makanan dulu ya. Habyung pasti akan datang sebentar
lagi. Kau, istirahatlah” kata anna dan meninggalkanku dikamar ini sendiri. Tak
lama kemudian habyung dan eomma datang. “ya! Hye jin! Apa yang terjadi?” Tanya
eomma yang terkejut melihat keadaanku dan banyak tisu yang berlumuran darah
disekitarku. “kau tau sendirikan penyakitku eomma, ya beginilah” kataku santai.
“biar aku yang menjelaskan, jadi gini…” ya ha byung mulai menjelaskan apa yang
baru saja terjadi kepada eomma, aku pikir eomma akan pasang wajah panic, tapi
ini lain. “omoooo, kau? Sudah berhubungan dengan heechul? Chukkhae! Daebak!”
kata eomma kepadaku. “yaaaa eomma! Aku ini sedang dirawat! Kau malah..” kataku
tidak melanjutkan perkataanku. Ini sudah memasuki jam makan malam, seorang
suster memasuki kamarku dengan membawakan makan malam ala rumah sakit yang
rasanya aku yakin tawar. “aku mau keluar dulu sebentar ya sama anna, kau
makanlah yang banyak” kata habyung disusul anna keluar kamar. *hyejin pov
end*
*heechul
pov*
*der
der der* bunyi ponselku. “yeoboseo” jawabku singkat. “yeoboseo, heechul oppa!”
kata suara diseberang. “ne habyung-ah, waeyo?” kataku yang menyadari ini suara
dongsaeng baruku. “aku sedang dirumah sakit” katanya singkat. “mwo? Kau sakit?
Dirawat? Bagaimana bisa?” tanyaku banyak karena aku terkejut baru saja siang
tadi aku bertemu dengannya dan 2sahabatnya. “ah ani, bukan aku yang sakit. Hye
jin masuk rumah sakit sudah dari jam 2 tadi. Dia mimisan tidak berheti semenjak
bertemu denganmu siang tadi” jawabnya panjang. “mwo? Kau serius? Ah kau ini
bercanda, mana ada mimisan sampe dirawat hah?” tanyaku heran. “kalau kau tidak
percaya datanglah ke rumah sakit yadong besok pagi lantai 3 kamar 345” jawab ha
byung. “kenapa tidak malam ini saja?” tanyaku lagi. “ini kan sudah bukan jam
jenguk lagi oppa, aku anna dan eomma hye jin menginap disini, karena dokter pun
belum pernah menemui penyakit ini, mungkin hye jin masih terlalu terkejut akan
dirimu oppa” jelas si habyung. “ah ne kalau gitu aku akan kesana besok pagi.
Jam besuk mulai dari jam berapa?” tanyaku ke habyung. “mulai dari jam 8-11 pagi
oppa. Aku tunggu” kata habyung, “arraseo, sampai bertemu besok” kataku dan
menutup telepon. Aku mulai memikirkan hye jin semenjak habyung menelepon
15menit yang lalu. Seberapa spesialnya aku baginya sampai-sampai mimisan tidak
berhenti setelah bertemu denganku? Apakah petals lainnya ada yang seperti dia?
Tapi aku tidak pernah tau. Aku mulai menyayanginya semenjak bertemu tadi,
sebagai dongsaeng baruku tentunya, tetapi kedepannya ya aku tidak tau. “akan
kubawakan kue, cokelat, bunga dan buah besok ah” kataku pada diriku sendiri.
“mwo? Apa katamu?” kata temanku. “ani, udah aku ngantuk” kataku singkat dan
mulai membungkus diriku dengan selimut.
Keesokan
harinya…………
Aku
bangun pagi-pagi sekali dan langsung mandi&sarapan. Aku menyambar kunci
mobilku dan langsung pergi meninggalkan rumah. Aku membeli apa yang aku
rencanakan semalam. Aku arahkan mobil kerumah sakit yang habyung bilang.
Sesampainya diparkiran aku mengirim pesan singkat pada habyung untuk turun
karena aku sudah sampai. 5menit kemudian anna terlihat. “oppa!!!!!!” teriak
anna. “kok kamu yang turun?” tanyaku. “habyung lagi ngapain gatau sama eommanya
hyejin ketemu dokter jadi aku yang turun” kata anna. “arraseo, kajja. Bagaimana
keadaannya? Eh kamu belum mandi ya?” tanyaku dan mengeluarkan segambreng bawaan
dari mobil. “dia sudah sedikit membaik hanya saja badannya masih lemas. Ya aku
belum mandi dari kemarin, begitu juga habyung! Hahaha. Hah oppa! Kau mau piknik
apa gimana ini banyak banget” kata anna kaget. “ah sudahlah jangan banyak
tanya, bantu saja” kataku memberikan tentengan cokelat buah dan kue padanya,
sedangkan aku hanya menenteng bunga mawar ini hahaha. “oppa! Kau curang! Berat
ini weeeey” kata anna protes. “bawelllllll, bawa aja. Ayo ah buruan” kataku
meninggalkan anna yang kerepotan sendiri. Aku mulai gugup bertemu dengan
hyejin, ada apa ini? Sesampainya didepan pintu, aku menatap anna seolah
bertanya tanpa bersuara. Anna hanya memberikan isyarat seolah dia mengerti
pertanyaanku dan menjawab ya untuk masuk. Aku genggam daun pintu kamar itu dan
“hye jin?” tanyaku. “ne, ini aku. Siapa? Masuk saja” katanya halus hampir tidak
terdengar. “ini aku…..” kataku dan mulai masuk. “aaah oppa! Bagaimana kau bisa
tau?” tanyanya kaget karena aku datang dengan bunga yang ada ditanganku
untuknya. “tuh dua cecurut yang kasih tau kataku sambil menunjuk anna dengan
bibirku. “omo! Anna! Kenapa kau beritahu heechul oppa?” Tanya hyejin sedikit
kesal. “bukan aku, tapi habyung” kata anna lelah dengan seabrek bawaan untuk
hyejin. “ini untukmu, bunga mawar merah, supaya kau lekas sembuh.” Kataku halus
sambil memberikan bunga kepada hyejin. “bukan mawar doang! Gak inget ini bawaan
hah? Ada cokelat buah kue sampe vitamin” kata anna sambil mengeluarkan bawaan
itu dan disusunnya rapih dimeja sebelah hye jin terbaring. “gomawoyo oppa,
jeongmal gomawo” kata hyejin bahagia. “cheonmaneyo. Aku masih heran mengapa
bisa seperti ini” kataku bingung. “aku juga bingung mengapa penyakit ku seperti
ini” katanya juga bingung. Tergambar dari wajahnya dia begitu lemas dan lelah.
“kau butuh istirahat hye jin” kataku lembut sambil mengusap dahinya. “kau
panas” sambungku. “ani, aku baik-bak saja oppa” katanya lembut. “wetseeeh
daripada aku ganggu aku keluar ya. Annyeong” kata anna kemudian dia keluar.
“aku mau bertanya” tanyaku sambil menggenggam tangan hyejin. “Tanya saja oppa”
katanya sedikit gugup. “seberapa istimewanya aku sampai kau bisa seperti ini?”
tanyaku langsung. “em, kau… em” katanya gugup. “kenapa kau gugup? Jawab saja.
Seberapa istimewa aku?” tanyaku lagi. “kau sangat istimewa oppa. Teramat sangat
istimewa, aku akan mimisan jika aku terlampau terkejut, dan kau, kau adalah
orang aku idolakan sedari dulu, kemudian kemarin kau mengejutkanku dengan
hadirnya kau dengan kue ulang tahun disaat aku pun lupa kemarin aku ulang
tahun” katanya panjang lebar. Apa aku tidak salah dengar? Seistimewa itukah aku
baginya? “kau yakin?” tanyaku lagi. “sangat yakin oppa” katanya malu. Aku
genggam semakin erat tangannya, lalu aku kecup manis tangannya itu. “kalau
begitu, jangan pernah berkhianat menjadi petals, kau heroin bagiku untuk terus
bertahan sampai sekarang hyejin. Janji?” kataku panjang. “janji, aku akan
selalu menjadi petals untukmu oppa” katanya lemas dan senyum manis dengan
lesung pipi nya itu kembali. Ya sedari tadi senyum itulah yang aku tunggu.
“tersenyumlah saat melihatku, ya seperti itu, kau sungguh manis jika tersenyum
hye jin” kataku tulus. “oppa, kau membuatku malu” katanya dan wajahnya mulai
memerah. “aku ini serius, tersenyumlah, karena kau cantik. Aku tidak mau kau
terbaring terus dirumah sakit yang namanya aneh ini. Aku ingin kau cepat sembuh
agar aku bisa berjalan-jalan denganmu” kataku tanpa melepas tangannya.
“berdoalah untukku oppa, maka aku akan segera sembuh” katanya singkat. Aku
hanya tersenyum mendengar jawabannya itu, seperti hanya dengan doaku dia akan
langsung sembuh. *cup! Aku mengecup keningnya lembut. Matanya terbelak
sempurna, dia terkejut lagi. Tetapi tiba-tiba aku panic takut dia akan kembali
mimisan. “kamu baik-baik saja?” tanyaku lembut sedikit panik. Dia hanya
mengangguk. Tak lama benar saja kepanikanku jadi nyata, darah mengalir dari
salah satu lubang hidungnya. “ya!!! Kau mimisan lagi!!!! Apa aku terlalu
mengejutkan?” tanyaku panik. “ani oppa, jangan panic, ini sudah biasa” jawabnya
enteng. Aku melesat mengambilkan tisu untuknya lalu kubasuh darahnya itu.
“gomawoyo oppa.” Katanya. “disaat seperti ini kau malah bilang terimakasih,
padahal aku 2x menyakitimu secara tidak langsung” kataku sewot.
“omo!!!!!!!!!!!! Kau mimisan lagi” kata seorang wanita paruh baya yang aku
yakin eomma dari hye jin. “kau heechul?” tanyanya. “ne, kim heechul imnida”
kataku memperkenalkan diri. Kemudian anna&habyung datang. “aaaaaaaaaaaa
pasti kau melakukan sesuatu yang membuatnya shock lagi dan hye jin mimisan
lagi” kata habyung cerewet. “mianhae, aku tidak tau” kataku lalu menunduk.
“tidak apa-apa oppa, gwenchana” kata hye jin masih membasuh darahnya dibantu
eomma nya. “kau harus berlatih tidak terkejut jika dekat dengannya hye jin”
kata eomma lalu melirikku. “aku yang seharusnya berlatih untuk tidak
mengejutkan dia” kataku sambung. “kalian berdua harus berlatih mengendalikan
diri, hahahah” kata habyung&anna kompak. “byung, pulang yok mandi ntar
kemari lagi, toh ada heechul oppa dan eomma hyejin disini” kata anna pada
habyung. “oh iya juga, lupa dari kemarin sore belum mandi. “ahjumma, hyejin,
heechul oppa, kami pulang dulu. Setelah makan siang kami kembali lagi” pamit
habyung dan anna pada kami. “baiklah, hati-hati dijalan ya. Terima kasih sudah
membawa hye jin tepat pada waktunya, uang administrasi yang kau bayarkan
kemarin akan segera aku transfer ya habyung” kata eomma hye jin kepada habyung.
“ne, annyeong” kata habyung dan anna. Tinggallah aku, hyejin dan eommanya. Aku
cukup gugup karena ada eomma hye jin disini. “hei heechul, ajaklah anggota
super junior lainnya datang kesini” kata eomma hyejin. “omo! Eomma! Bicara apa
eomma ini?” kata hye jin. “bukannya aku tidak mau, mereka sangat sibuk dengan
kegiatannya masing-masing. Aku bisa kesini karena aku tidak sedang beraktifitas
bersama mereka” kataku panjang. “ah ne, aku mengerti, kau wamil kan?” Tanya
eomma hye jin. “ne, betul” kataku singkat dan disusul anggukan dari eomma hye
jin. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 dan aku harus kembali ke tempat wamil
sebelum aku dimarahi. “em hye jin, aku harus segera kembali ke markas, kau
makanlah yang banyak,minum obat juga jangan lupa. Agar kau cepat sembuh. Besok
aku akan kembali lagi” kataku pada hye jin. “ne oppa, terima kasih” katanya
singkat. “aku pamit dulu, annyeong” kataku pamit sambil membungkuk dan keluar
dari kamar hye jin. Hah lega rasanya. Gugup sekali aku tadi dihadapan eomma hye
jin. Aku berjalan menyusuri rumah sakit ini dan berujung di parkiran rumah sakit,
bodohnya aku, aku lupa menyamar alias mengenakan pakaian detektif ku yaitu
masker topi sarung tangan dan jaket. Kekhawatiranku menjadi nyata lagi, banyak
nitizen, paparazi dan petals yang menyadari keberadaanku. “heechul-ssi, sedang
apa kau disini?” Tanya seorang yeoja “heechul-ssi kau sakit? Atau kau menjenguk
seseorang?” Tanya lagi dari lain orang. Beribu pertanyaan yang sama mendatangi
tapi aku malas menjawab, semakin aku tidak menjawab semakin aku tidak bisa
menjangkau mobilku. “aku mejenguk seseorang disini, dia sakit”jawabku singkat.
“siapa dia? Seorang yang special?” tanyanya lagi. “iya, dan itu bukan urusan
kau. Mianhae, permisi, kamshahamnida” jawabku kecut karena aku sudah mulai
marah dan ingin cepat kembali kemarkas. Aku masuk ke mobil dan melaju secara
kencang untuk kembali.
*heechul
pov end*
*hye
jin pov*
Aku
rasa jantungku berhenti berdetak tadi. Ya heechul oppa mengecup tangan dan
keningku. Itu adalah puncak terkejutku, ya seperti yang aku bilang tadi,
jantungku berhenti berdetak sepertinya. “hye jin, kau baik-baik saja?” Tanya
eomma. “ne eomma, gwenchana” jawabku singkat. “ini sudah malam daripada kau
termenung seperti itu cepatlah minum obat lekas tidur, agar kau cepat sembuh”
kata eomma menyodorkan pil obat yang banyak padaku. “ne eomma” kataku singkat.
Aku minum obat yang rasanya kau tau, pahit sekali itu satu tenggakan. Obat yang
manjur karena rasa kantuk yang termat sangat tiba-tiba datang. Aku berdoa pada
Tuhan atas semua kejadian hari ini lalu aku tidur. Keesokan harinya “selamat pagi
hye jin” kata dokter. “pagi dok” jawabku singkat. “bagaimana keadaanmu?
Membaik?” Tanya dokter. “baik dok, aku sudah sangat membaik, hanya saja
kepalaku masih terasa berat” jawabku pada dokter. “ah itu karena obatnya masih
bekerja di daerah syarafmu makanya kepalamu terasa berat” jelas sang dokter.
“kemarin hye jin mimisan lagi dok, tapi tidak lama dan berangsur berhenti,
biasanya sih lama” sambung eomma pada dokter. “mwo? Wah hye jin, kau harus
berlatih untuk tidak mudah terkejut, atau kau akan membuat orang-orang
sekitarmu kesusahan” kata dokter lembut sambil memeriksa infuse dan lembar
controlku. “ya dok, aku usahakan” jawabku singkat. “baiklah, aku pamit dulu,
kau bisa pulang sore ini karena sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi”
kata dokter kemudian senyum kepadaku dan eomma lalu meninggalkan kamarku.
“yeobo, hye jin sudah bisa pulang sore ini. Bisakah kau menjemput kami?” kata
eomma pada appa. “omona, sejak kapan kau keluar kota? Ah yasudah lah, sampai
bertemu lusa. Annyeong” sambung eomma. “waeyo eomma?” tanyaku pada eomma. “appa
mu sedang diluar kota sejak kemarin malam karena ada urusan kantor dadakan dan
baru bisa pulang lusa pagi. Jadi dia tidak bisa menjemput kita. Aku akan
telepon habyung” kata eomma panjang. “yeoboseo ha byung, kau dimana…………………”
kata eomma ditelepon pada ha byung. “ah yasudah, terima kasih” kata eomma
kecewa. “waeyo lagi eomma?” tanyaku lagi. “habyung dan anna sedang ada tugas
sekolah penelitian apa eomma gak tau, jadi kau dan aku akan naik taksi pulang
nanti” jelas eomma padaku sambal meletakan ponselnya ditas. Aku menyalakan
televise yang dari aku menginap tidak pernah dinyalakan, aku setel infotainment
karena ingin mengetahui perkembangan dunia gossip korea sampai mana. “pemirsa,
baru-baru ini kim heechul dipergoki berada disalah satu rumah sakit di pusat
kota, mari kita lihat cuplikannya” kata sang pembawa acara. “astaga, ii itu kan
rumah sakit ini, ja jadi? Dia tertangkap kamera sedang menjengukku?” kataku
gugup dan eomma terpelanga melihat televisi. “ya heechul-ssi sedang apa kau
disini” Tanya seorang yeoja. “heechul-ssi kau sakit? Atau kau menjenguk
seseorang?” Tanya yeoja lain pada heechul oppa. “aku mejenguk seseorang disini,
dia sakit”jawab oppa singkat. “siapa dia? seorang yang special?” Tanyanya lagi.
“iya, dan itu bukan urusan kau. Mianhae, permisi, kamshahamnida” jawab oppa
ketus dan lekas masuk kedalam mobilnya. “kau dengar itu hye jin? Kau special
dimata si heechul itu” kata eomma. Aku hanya diam sambil menggengam remot tv
dan masih terpelongo menyaksikan berita itu. “ya pemirsa, siapakah sosok
special yang heechul-ssi maksud? Dan seberapa spesialkah dia? Kita akan lihat
kelanjutannya lain waktu” kata sang pembawa acara. Aku langsung mematikan
televise yang tayangannya sudah cukup membuatku tegang itu, untung saja aku
tidak kembali mimisan karena shock. Eomma terlihat sibuk membenahi
perlengkapanku untuk pulang sore ini. Aku hanya bisa duduk menikmati kue yang
tidak kunjung habis dikirimi heechul oppa padaku. *tok tok tok* “ya silahkan
masuk” jawabku. “annyeong haseo, hai hye jin, aku datang lagi” kata heechul
oppa. “anyyeong oppa, kau datang lagi? Ya kau menepati janjimu kemarin ya”
kataku teringat janjinya akan menengokku lagi. “annyeong ahjumma, selamat
siang” sapa heechul oppa pada eomma. “annyeong, kau kesini? Tidak takut ada
paparazi lagi? Baru 15menit yang lalu infotainment menayangkan berita kau
menjenguk hyejin, aku tidak mau orang-orang tau tentang hye jin heechul-ssi”
kata eomma panjang, “benarkah? Sudah sampai televise? Aku bahkan tidak mengetahuinya.
Ah baiklah ahjumma, aku janji tidak akan membuat hye jin dikenal public karena
aku, dia kan masih sekolah” jelas heechul oppa. “hai hye jin! Bagaimana
keadaanmu siang ini?” Tanya heechul oppa padaku. “baik, sangat baik, sore ini
aku sudah boleh pulang oppa” jawabku manis. “mwo? Wah bagus kalau gitu, pulang
sama siapa?” Tanya heechul oppa lagi “rencana eomma naik taksi, karena appa
sedang diluar kota dan habyung anna sedang ada tugas sekolah jadi tidak bisa
menjemputku” jawabku lagi. “ah kalau gitu biar aku yang antar kau pulang” kata
heechul oppa inisiatif. “aniya oppa, tidak perlu merepotkan kau oppa” kataku
menolak. “ani, tidak repot sama sekali, ini suatu kehormatan kan bisa bertamu
kerumahmu hye jin” katanya menangkis kata-kataku. “kalau tertangkap infotainment
lagi bagaimana oppa?” tanyaku. “ah itu kemarin tertangkap kamera karena aku
lupa pakai atribut mata-mata, hari ini aku tidak lupa pakai, jadi tidak akan
ketahuan mereka hye jin” jawab oppa manis. “ah terserah oppa sajalah, baiknya
oppa saja” jawabku halus. Heechul oppa sudah tidak terlihat kaku lagi didepan
eomma, tidak seperti kunjungan pertamanya kesini, dia seperti robot kemarin
terlihat sangat kaku. Aku suka melihatnya hari ini, dia seperti bukan orang
asing lagi bagiku dan bagi eomma. “eomma mau mengurus administrasinya dulu
dibawah, kau disini saja ya hyejin” kata eomma pada kami. “baik eomma, jangan
terburu-buru” sahutku lembut. “mungkin sekitar setengah jam lalu eomma segera
kembali” kata eomma meninggalkan ruangan. Tinggallah aku dan heechul oppa.
“hahahahaha” tawaku memecah hening. “mwo? Kenapa kau tertawa?” oppa bertanya.
“ani, kau seperti bukan heechul oppa yang kemarin, kau sudah tidak kaku seperti
kemarin oppa, kau berlatih?” aku bertanya. “ya, aku juga merasa gugup kemarin
dan sangat merasa kaku didepan eommamu, makanya aku berlatih untuk tidak gugup
lagi. Dan rupanya berhasil ya?” tanyanya sambil mengupaskan buah jeruk untukku.
“ya oppa, kau sungguh artis multi talenta ya hahaha” jawabku lalu tertawa dan
menerima buah jeruk darinya. Kami berbincang dengan hangatnya sampai eomma
kembali dan tidak menyangka setengah jam tepat sungguh tidak terasa. “semuanya
sudah beres, kau sudah bisa pulang sekarang” kata eomma sambil membawa tas
berisi pakaianku. “biar aku yang membawanya ahjumma dan biar aku juga yang
mengantar” kata heechul oppa mengambil alih membawakan tasku. Heechul oppa
segera mengenakan pakaian mata-matanya dan lekas membawakan barang bawaan aku
dan eomma. Sementara eomma membantuku berjalan. Aku khawatir banyak nitizen
atau wartawan berkeliaran sekitar rumah sakit. Keraguanku benar, disekitar
parkiran mobil banyak nitizen membawa banyak kamera dan michrophone yang siap
mewawancarai oppa. “tenang, aku tidak menggunakan mobil yang kemarin jadi
mereka tidak akan mengetahuinya” kata heechul oppa menenangkanku. “baguslah”
kata eomma singkat. Selama dijalan kami tidak berbincang hanya saja heechul
oppa memutar lagu-lagu super junior miliknya. Eomma terlihat mulai menyukai
super junior terlebih lagi heechul oppa. “tidak sulit menjangkau rumahmu, aku
akan sering main kesini” kata heechul oppa pamit padaku. “silahkan oppa, rumah
ini selalu terbuka untukmu” kataku padanya. “sampai jumpa hye jin, jaga dirimu
baik-baik, jangan lupa makan dan minum obat. Sebaiknya jangan sekolah dulu
besok” kata heechul oppa dan *cup dia mengecup lagi keningku untuk yang kedua
kalinya. Lagi dan lagi aku terpaku dan hanya bisa membalas senyumannya yang
kembali kemobilnya. Aku diam ya masih terdiam didepan pintu rumah sedangkan
eomma kerepotan didalam. Lagi, jantungku seperti berhenti berdetak. Tapi aku
sudah tidak seterkejut sebelumnya, aku sudah mulai terbiasa dengan
kejutan-kejutan heechul oppa ini. “hye jin, mau sampai kapan kau berada disana?
Cepat masuk lekas makan dan minum obat” kata eomma sedikit mengejutkanku. Aku
sadar tak ada darah yang menetes dihidungku. Ya aku sudah terbiasa, benar-benar
terbiasa. Aku menyantap makan malam buatan eomma yang akhirnya aku memakan
makanan yang ada rasanya, makanan rumah sakit tidak ada rasanya sama sekali.
Lalu aku lekas minum obat dan kekamar untuk tidur. Efek obat yang manjur ini
membuatku sangat mengantuk dan tidak sampai 5 menit akupun tertidur.
Keesokan
harinya…….
“aaaaaaa
enak sekali tidurku malam ini, sebaiknya aku mandi lalu kesekolah, badanku
sudah jauh lebih membaik dari kemarin” ucapku ketika aku bangun. Aku mandi lalu
bergegas kesekolah. “kau tidak sarapan dulu? Bawalah roti ini, lagi pula
mengapa kau kesekolah? Harusnya kau dirumah dulu hye jin” kata eomma
menyodorkan tempa bekal berisi roti sandwhich untukku. “ani eomma, kalau aku
terlalu lama tidak sekolah bisa-bisa aku tertinggal pelajaran dan bisa tidak
lulus” kataku halus. “yasudah, hati-hati dijalan.” Kata eomma mengantarku
sampai pintu. Aku tidak menghubungi habyung atau anna karena ingin mengejutkan
mereka disekolah. Sesampainya disekolah aku langsung masuk kekelasku dan
meletakan tas dan tempat bekalku. Kemudian aku berjalan kekelas habyung dan
anna karena mereka berdua tidak satu kelas denganku. “HABYUNG! ANNA!” teriakku
didepan kelas mereka. “mwoya? Kau sudah sekolah?” tanya habyung. “kenapa gak
bilang? Kan bisa bareng” lanjut anna. “aku ingin memberi kalian kejutan.
Hahaha, aku sudah sehat. Kemarin sore aku sudah pulang dan heechul oppa yang
mengantar pulang karena kalian ada tugas ya katanya dan juga appa sedang diluar
kota dan baru akan pulang besok sore.” Jelasku panjang pada 2 sahabatku ini.
“yasudah, kembalilah kekelasmu, nanti istirahat kita bertemu lagi” kata anna
padaku.
*hye jin
pov end*
*heechul
pov*
“ah
siapa pagi-pagi udah sms”keluhku pagi ini. “omo si hye jin sudah kesekolah ya,
sudah aku katakan jangan sekolah dulu, ngeyel dia” gumamku saat membaca pesan
dari anna yang menyatakan hye jin sudah kembali kesekolah. Aku bergegas mandi
dan langsung melakukan kegiatan rutinku, ya wajib militer. Sepanjang hari aku
merasa tidak tenang karena belum mengetahui lagi kabar tentang hye jin. “kalau
dia sakit lagi kan kasian eomma nya, ah dasar bocah ngeyel” gumamku. Sudah satu
minggu aku tidak bertemunya, ada rasa rindu pada bocah dengan senyum yang manis
itu. lebih baik baik aku menjemputnya sekolah. Aku mengambil kunci mobil dan
pergi kesekolah hye jin ya sma yadong. “yeoboseo,hye jin-ah kau dimana?”
tanyaku pada hye jin. “aku baru saja akan pulang sekolah oppa. Waeyo?” tanyanya
lagi. “cepat keluar sekolah, kau ingat mobilku kan? Langsunglah masuk ya. Tidak
pakai lama” kataku lalu menutup pintu. 5 menit kemudian aku melihat dari
kejauhan seorang gadis manis dan senyum khasnya itu sedang mencari mobilku
kemudian dia melirik mobilku dan langsung berjalan kearahku. *deg! Jantungku
berdegup kencang, ada apa ini? Aku merasa gugup lagi pada hye jin. Dia sangat
lucu dan manis dengan baju seragamnya itu. “annyeong oppa, bagaimana kau tahu
aku bersekolah disini?” tanya hye jin yang sudah duduk disebelahku. “dari siapa
lagi? Dua tuyul itu lah” tunjukku pada habyung & anna yang sudah
menyadari keadaanku dan hye jin. “ah baiklah, apa kabarmu oppa? Lama tidak
berjumpa” katanya manis. “baik, sangat baik. Kamu?” tanyaku lagi lalu kemudian
mengemudikan mobilku yang entah aku akan pergi kemana. “sangat baik oppa,
berkat doamu” katanya lagi dan senyum, ya senyumannya sangat manis dan sangat
membuatku senang melihatnya. “kau ini sehat karena obat, bukan karena aku. Kita
mau kemana nih? Sepertinya dua tuyul itu membuntuti kita” kataku sambil melirik
kaca spion. “kan oppa yang menjemputku, ya terserah oppa” katanya lembut.
“kerumah makan saja, aku belum makan siang” kataku “terserah kau” katanya
singkat. Aku mengarahkan mobil kesalah satu rumah makan langganan super junior,
makanan disini enak, tidak begitu banyak orang, mungkin bisa dibilang sepi. Aku
membukakan pintu untuk hye jin lalu aku menggandengnya masuk kedalam. Aku
menyewa tempat duduk untuk 4 orang, ya karena dua tuyul itu membuntuti kami
sebentar lagi pasti muncul. “oppa,4?” tanya hye jin. “dua tuyul itu? nah kan
datang” kataku menoleh kearah habyung&anna. “oh iya lupa” kata hye jin
lalu tersenyum. “haaaaaaaaa mau makan gak ngajak kan gitu kan” keluh anna. “aku
juga lapar oppa” disusul habyung, “pesanlan, biar aku yang bayar” kataku.
“asikkkk” kata habyung&anna bersamaan. Kami makan siang ber4 dengan
seru dan ramai karena habyung mempunyai selera humor yang cukup baik dan anna
juga tidak begitu berbeda. Baru aku sadari bahwa hyejin juga mempunyai selera
humor yang lumayan baik tetapi tidak lebih baik dari dua temannya. *der der
der* bunyi getar ponselku. Aku baca pesan ternyata dari donghae yang ingin aku
segera ke dorm. “bagaimana ini?” gumamku dalam hati. “hye jin, aku harus segera
pergi, donghae bilang ada sesuatu, kau pesanlah lagi, aku akan langsung bayar.
Mianhae hye jin-ah jeongmal mianhae” kataku terburu-buru. “gwenchana oppa,
pergilah. Hati-hati dijalan” katanya manis. Aku langsung berdiri dan mengecup
keningnya, “annyeong” kataku meninggalkan 3 gadis yang aku sayangi itu. aku
melesat kemeja kasir untuk membayar dan meninggalkan sisa lebih takut mereka
masih lapar dan aku pergi meninggalkan mereka dan lekas ke dorm. Sesampainya
didorm, ya sebenernya ini bukan dormku saat ini, aku kan wamil. Ya donghae yang
membukakan pintu. “ha heechul hyung! Lama sekali!!!” kata donghae. “aku tadi
sedang ada urusan? Waeyo?” kataku lalu masuk kedalam. “ya hyung! Sudah liat
infotainment belum?” kata kyuhyun. “sudah, wae?” jawabku singkat, aku yakin
mereka akan menanyakan tentang siapa hye jin. “aku tau siapa yang kau jenguk”
kata ryeowook. “sstttt hanya kau dan aku yang tau! Sampai ada yang tau, itu
berarti kau wookie!” kataku mengancam, aku lupa bahwa wookie sudah mengenal
habyung. “mwo? Main rahasiaan nih jadinya?” kata leeteuk. “ani, ah ini
kehidupan pribadiku!” kataku kesal lalu lekas mengambil minum karena haus
sekali. “bukankah kita sudah bersama-sama selama bertahun-tahun hyung? Dan kau
masih merahasiakan ini?” kata eunhyuk padaku. “bukannya rahasia, hanya saja aku
belum mau mengucapkan apa-apa takut gagal duluan, nanti pasti aku beri tahu,
jika waktunya sudah tepat” jelasku sambil meneguk orange juice yang aku dari
lemari es. “oh jadi baru mau start?” tanya ryeowook “ne, kau, aku mohon jangan
beritahu siapapun, jebal” mohonku pada tukang masak kesayanganku ini. “ne
hyung, aku janji” kata ryeowook. “jadi kalian menyuruhku kesini hanya untuk
menanyakan hal itu padaku?” tanyaku pada semua. “ne” jawab mereka kompak.
“sial” kataku singkat. Aku masuk kekamar yewook untuk tiduran sebentar,
menghilangkan rasa rinduku pada mereka. “hyung…..” kata wookie “ne, waeyo?”
tanyaku “kau bagaimana dengan hyejin?” tanya dia. “hem, aku pun bingung. Aku
menyayanginya sebagai adikku, tetapi ada yang lain.” Jawabku mulai serius karena
memang cuma ryeowook yang mengetahui ini. “ya, itu tandanya kau jatuh cinta
padanya hyung, jujurlah pada dirimu sendiri” kata eternal maknae padaku. “ah
aku tidak tahu jenis perasaan apa saat ini yang aku rasakan wook, sulit.
Biarkan aku menjalani ini dulu sampai aku benar-benar yakin aku jatuh cinta
atau hanya sayang sebagai adik” jawabku panjang pada wookie. “ne hyung,
hati-hati dalam mengambil keputusan, aku percaya padamu kau bisa hyung!
Fighting! Salam buat habyung ya hyung” kata ryeowook lalu nyengir kuda karena
minta titip salam buat habyung. “ne, akan ku sampaikan kalau bertemu lagi”
sahutku lalu aku melanjutkan tidur dan akan kembali ke tempat wamil setelah jam
makan malam bersama keluargaku ini.
*heechul
pov end*
*hye
jin pov*
“wahahahaha
ciye di kiss sama heechul oppa cihuyyyyyyyy” cerocos habyung “ini bukan yang
pertama, ini yang ketiga” sahutku. “mwo? Ketiga? Ceritaaaaaaaaaaaaaa” kata anna
penasaran. “ya yang pertama saat aku masih dirumah sakit, ingat kan waktu aku
mimisan itu? karena dia pertama kali mengecup keningku, rasanya jantungku
berhenti berdetak “hahahahahaha lucu lucu” kata habyung&anna kompak.
“yang kedua?” tanya anna lagi “yang kedua saat dia setelah mengantar ku pulang
kerumah dari rumah sakit, untung eomma tidak lihat” kataku menjelaskan.
“hahahha kalo lihat hem, bisa diceramahin heechul oppa sama eommamu hye jin”
kata habyung sambil menyantap makanannya. “yaiyalah pasti” kataku singkat. “oh
ini yang ketiga, astaga sudah sedekat inikah kalian? Sebentar lagi jangan-jangan
kalian akan menjadi kekasih!” kata anna semangat “mwoya? Aniyaaaaaa, tidak
mungkin anna” kataku sinis “kenapa tidak mungkin? Semua didunia ini
memungkinkan hye jin” jelas habyung “tapi yang ini tidak akan mungkin terjadi,
ah sudahlah, bahas yang lain” gerutuku. “yasudah yang lain saja” kata anna.
“hei byung, bagaimana kau dengan ryeowook oppa?” aku bertanya pada ha byung “ah
jangan bahas ituuuuuuuuuuuuuuuuu” kata ha byung kesal “waeyo?” tanya anna
“dia…..hemmmm……….. teramat sangat baik” kata habyung “waaah chukkae! Kenalkan
aku pada donghae oppa ha byung! Jebal” kata anna memohon “nanti ya kapan-kapan
hahaha” kata habyung “ish, kau ini menyebalkan” kesal anna “lol sekali kalian”
kataku senang. Ya aku pulang kerumah bersama 2 sahabatku ini dengan mobil habyung
karena ya heechul oppa sudah terlebih dahulu pulang karena ada urusan. Hari
demi hari aku jalani sudah 2 minggu aku tidak bertemu atau mendapat kabar dari
heechul oppa. Ya semenjak dia meninggalakan aku dan 2 sahabatku di rumah makan
itu, heechul oppa tidak menghubungiku lagi. Aku ingin sekali mengirimi pesan
singkat padanya, tetapi aku takut mengganggunya dan takut kalau dia sedang
sibuk. Anehnya sudah 1 minggu ini juga aku sering mendapatkan cokelat bunga dan
kue dari orang yang tidak aku ketahui. Itu semua datang kesekolah dan kerumah
sampai eomma bingung mau diapakan, karena terlalu banyak bunga yang datang
kerumah. Rumahku menjadi wangi setiap hari dan tidak pernah berbau lain selain
bunga. Appa yang tidak menyukai bungapun menjadi menyukainya karena ya mau
diapakan, disetiap sudut rumah ada bunga. Kemarin aku mendapatkan kiriman
cokelat yang aku rasa cukup mahal karena aku lihat di lablenya made in Belgium
yaaa pasti sangat mahal, begitu aku sampai rumahpun eomma bilang ada kurir yang
membawakan kue tart cokelat berbentuk hati untukku tulisannya ‘semoga
hari-harimu menyenangkan hye jin’. Kue baru 2 kali datang kerumah tetapi dengan
ukuran yang tidak kecil, sampai setiap habyung dan anna mengantarku pulang aku
selalu membekali mereka kue. Hari ini hari jumat, aku pulang lebih awal dari
biasanya karena guru-guru disekolah akan mengadakan rapat, kesempatan ini aku
manfaatkan untuk mendengar siaran radio heechul oppa di sungdong café radio
yang dia bawakan. Yaaaa dua minggu aku tidak mendengar suaranya, rindu, ya
sangat termat rindu. Suaranya yang khas dan sangat nyaman ditelingaku ini
begitu sangat membuatku bahagia. “annyeong listenersssssssssssss” sapa oppa
“annyeong oppa” jawabku dalam hati. Ya sudah setengah jam aku mendengarkan
radio oppa ini. “ya aku ingin menyampaikan sesuatu untuk listeners siang ini”
wah apa yang akan oppa sampaikan ya kira-kira aku jadi penasaran sekali. “aku
mulai” kata oppa lalu diam sejenak. “kepada song hye jin, aku merindukanmu”
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA aku teriak sekencang mungkin. “mwo?
Aku tidak salah dengar?” batinku. “ya pasti kalian bertanya siapa itu hye jin.
Dia hem, dua minggu yang lalu dia adikku, tapi saat ini aku baru menyadarinya
bahwa aku mencintainya melebihi oppa pada saengnya. Aku mencintai dia sepenuh
hatiku, aku sengaja dua minggu ini tidak menghubunginya, aku ingin berpikir dan
aku sudah simpulkan aku teramat sangat mencintainya. Aku merindukannya. Sangat
merindukannya. Hye jin, jika kau mendengar ini, aku harap kau juga mencintaiku
seperti aku mencintaimu” kata oppa panjang. Ya jantungku kali ini sepertinya
benar-benar berhenti berdetak. Karena aku tidak kuat lagi, aku hentikan
aktivitasku mendengar radio oppa. Aku hanya diam di kasur dan duduk termenung
masih tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Anehnya tidak ada
darah yang menetes dari hidungku. Ini pertama kalinya aku shock dan tidak
mimisan. Ini sebuah keajaiban. Hpku berdering, aku yakin itu ha byung atau
anna, aku angkat telponnya tetapi aku tidak sanggup menjawab apapun. “ya
hyejin! Kau dengar radio heechul oppa tidak? Kau dengar apa yang barusan tidak?
Hyejin! Jawab aku! Jangan buat aku dan anna seperti cacing kepanasan seperti
ini! Aku akan kerumahmu sesegera mungkin! 5menit aku sampai! Tunggu aku jangan
lakukan apapun” cerocos habyung diujung telepon. Aku masih terpaku duduk
memandangi apa yang ada dihadapanku. Masih tidak percaya dan sepertinya
pendengaranku rusak. Itu? apa itu tadi? Oppa bilang apa? Mencintaiku? Tidak
mungkin. “ya ahjumma!!!!!!!!!!!!!!! Buka pintunya ini habyung dan anna! Ahjumma!!!!!!!”
teriak habyung tidak sabaran, aku sadar tetapi aku tidak bisa menggerakan
badanku. “ya habyung tunggu sebentar! Cerewet sekali kau! Ada apa?” tanya
eomma. “nanti akan aku jelaskan, kau akan bahagia ahjumma!” kata anna diambang
pintu. “dimana hye jin?” tanya habyung “dikamarnya, tadi dia teriak dan tidak
ada suara apapun lagi dikamarnya, aku sedang memasak, tengoklah dia” jelas
eomma. Jedag jedug jedag jedug bunyi langkah mereka terburu-buru kearah
kamarku. Ceklek! “ya hyejin!!!!!!!!!! Sadarlah jebal!!!!!!!!” kata anna
menggoyang-goyangkan badanku. “mana darah dari hidungnya? Kok tumben gak ada?
Ya hyejin! Sadarlah aku mohon!” kata habyung. Aku melihat mereka tegang dengan
keadaanku “ya ini ponselnya saluran radio heechul oppa! Berarti dia sudah
mendengarnya! Harusnya kan senang malah jadi patung seperti ini” kata anna
memegang ponselku. AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA aku teriak
sekencang mungkin dan membuat habyung dan anna terkejut dan terlonjak dari
posisinya masing-masing. “AKU SUDAH TULI! TELINGAKU SUDAH TIDAK BERFUNGSI! AKU
SALAH DENGAR YA AKU SALAH DENGAR” aku teriak kencang, ya kencang sekali. “ada
apa sih teriak-teriak? Berisik!” kata eomma tiba-tiba sudah didepan pintu
kamarku. “hem, ahjumma, nanti saja aku jelaskan. Kau masaklah lagi, nanti
hangus” kata ha byung lalu menutup kamarku dan menguncinya. “kau tidak tuli dan
telingamu masih berfungsi dengan baik hye jin! Chukkae!!!!!!!!!!!!” kata anna
menenangkanku. “aku terpelongo begitu mendengar pernyataan heechul oppa dan
langsung meneleponmu, aku yakin kau sangat shock dan benar saja” sambung ha
byung. “apa heechul oppa sungguh-sungguh?” tanyaku “pasti lah! Dia menyatakan
itu pada semua orang! Mana mungkin dia berbohong!” kata anna meyakinkan. “ya
yeoboseo! Waeyo oppa? Hah? Kau juga dengar? Omoooo. Ne ne aku akan segera
memberitahumu nanti” kata ha byung menerima telepon. “waeyo?” tanyaku “anggota
super junior lainnya sudah mengetahui ini juga. Matilah kau hye jin diserbu
petals” kata habyung. “waaaaaaaa buka twitter weibo kakaotalk semua buka
cepet!” perintah anna. Kabar langsung menyeruak di berbagai media social yang
sudah diabsen anna tadi. Aku terkenal, untung sama usernameku tidak menggunakan
nama asli jadi mereka tetap tidak mengetahui siapa aku. “oh Tuhan hye jin!
Untung saja kita sudah tidak akan kesekolah secara ruitn, atau kau akan menjadi
selebriti!” kata habyung. Ya aku sudah selesai ujian nasional tingkat sma
sekorea jadi aku sudah tidak perlu kesekolah secara rutin. Aku, anna dan habyung
seharian ini hanya menstalk timeline akun kami masing-masing. Semua orang
bertanya siapa itu hyejin, eomma sampai mengantarkan makanan untuk kami makan
kekamar karena mungkin eomma bingung dengan wajah tegang kami tetapi eomma
tidak berani bertanya apapun. Kami melakukan ini sampai larut malam,
habyung&anna memutuskan untuk bermalam dirumahku karena hari sudah
terlalu larut dan nyaris pagi. Kami tertidur mungkin dengan posisi yang tidak
nyaman dan berantakan. Kami bertiga bangun hampir bersamaan dan ini masih jam7
sedangkan kami tidur jam 4 pagi. Aku merasakan pusing teramat sangat
dikepalaku. Mungkin habyung dan anna merasakan hal yang sama karena mereka
berdua memegangi kepala masing-masing. Kruuuk kruuuk bunyi perut kami bertiga,
kami bertiga bertatapan kemudian tertawa terbahak-bahak ya kami kelaparan. Aku
turun kebawah dan langsung kemeja makan mendapati eomma dan appa yang sedang
sarapan. “pagi ahjumma, pagi ahjussi. Maaf aku dan habyung merepotkan kalian.
Wah makanan yang terlihat sangat enak karena kami bertiga kelaparan. Pasti
masakan ahjumma enak nih” sapa anna pada eomma dan appa. “sebenarnya ini bukan
eomma hye jin yang masak. Pagi-pagi sekali ada kurir rumah makan membawakan ini
semua. Katanya untuk hyejin” kata appa. Aku habyung dan anna saling bertatapan
kebingungan. Karena perut kami yang sudah tidak bisa bertoleransi dengan otak
untuk berpikir aku langsung duduk pada posisi yang langsung menyerbu makanan
yang sangat enak ini. “siapa kira-kira yang mengirimi ini semua?” tanya eomma.
Habyung dan anna yang duduk bersebelahan langsung berbagi tatapan dan
sepertinya mereka mengetahuinya. Aku penasaran dengan apa yang ada dipikiran
mereka. Setelah selesai makan aku lekas mandi karena dari kemarin pulang
sekolah aku belum mandi karena langsung mendengar siaran heechul oppa. Setelah
aku mandi giliran 2 sahabatku ini. Mereka jelas meminjam pakaianku karena
mereka sedari awal tidak berniat bermalam dirumahku. Habyung merogoh ponselnya
dan sepertinya membaca pesan dari seseorang. “ayo pergi yok! Buruan” ajak
habyung setelah membaca pesan singkatnya. “kemana?” tanyaku. “udah ikutin aja
si habyung” kata anna. Aku pamit pada eomma dan appa lalu menyusul anna dan
habyung yang sudah berada dimobil habyung. Habyung menyetir ketempat yang
sepertinya aku sudah pernah kesini. Ya ini rumah makan yang tempo hari aku
datangi bersama heechul oppa habyung dan anna. Apa disini juga sekarang ada
heechul oppa? Andwaeeeeeeee aku gugup sekali. “ayo turun, mau dimobil terus?”
tanya habyung sambil membukakan pintu mobilnya mempersilahkan aku turun.
“kenapa kau membawaku kesini?” tanyaku. “heechul oppa menyuruhku membawamu
kesini lalu aku disuruh meninggalkanmu disini. Jadi aku hanya mengantarmu
sampai sini ya. Aku dan anna harus segera pulang sebelum kami diusir dari rumah.
Annyeong hye jin! Hati-hati ya. Daaaaah” pamit habyung dan anna yang masih
didalam mobil hanya melambaikan tangannya. Aku hanya berdiri diam menghadap
rumah makan ini. Seorang pelayan mempersilahkan aku masuk dengan sangat baik.
“seseorang sudah menunggumu nona hye jin” katanya lembut. Wah dia sudah
mengetahui namaku. “sebelah sini silahkan” katanya mempersilahkanku masuk
kesalah satu ruangan vip yang rumah makan ini miliki. Aku melihat seseorang
yang sedang berdiri memunggungiku dan dia berkata “lama sekali kau datang”.
“hem, kau siapa? Ada apa?” tanyaku pada namja ini. “ini aku, kau lupa?” tanya
heechul oppa. Ternyata namja ini adalah heechul oppa, dugaanku benar. “silahkan
duduk tuan putri” kata oppa mempersilahkan aku duduk. “oppa, kemana saja kau?”
tanyaku sedikit gugup. “dihatimu” katanya manis. “jangan bercanda, aku serius”
kataku kesal. “ya aku wajib militer, apa lagi? Kau sudah mendengar pernyataanku
kemarin? Kau suka?” tanyanya tanpa basa-basi. “aku tuli kemarin, bisa kau ulang
oppa?” ucapku meledeki dia. “baik, aku akan ulang. Song hye jin, aku
merindukanmu, aku menyayangimu, aku mencintaimu, dan aku mau kau menjadi
kekasihku dan kelak menjadi istriku” kata oppa dalam satu tarikan nafas. Deg!
Jantungku berdegup sangat kencang. Aku tidak seterkejut kemarin, ini yang
membuatku terkejut karena oppa menambahkan satu kalimat dia ingin aku kelak
menjadi istrinya. “lalu? Apa yang harus aku katakan oppa?” tanyaku iseng
“YAAAAAAA jangan mengerjaiku hye jin! Maukah kau menjadi kekasihku dan setia
menungguku sampai aku selesai wajib militer?” tanya oppa padaku. “ya oppa, aku
mau, aku tidak mungkin menolaknya” kataku lalu tersenyum manis. “kau
bersungguh-sungguh?” tanyanya meyakinkan. “ya oppa, jangan membuatku berubah
pikiran.”ucapku sedikit menggodanya. “kau mau menungguku?” tanyanya sekali
lagi. “ya kim heechul, aku akan menunggumu sampai kau selesai wajib militermu”
kataku lantang. “yaaaaaaaaaaaa khansahamnida chagiya” kata oppa halus sekali.
“ne oppa.” Kataku singkat terpana karena oppa memanggilku chagiya. “bolehkan
aku memanggilmu chagiya?” tanyanya lembut. “mengapa tidak oppa? Aku justru
bahagia mendengarnya” kataku malu. “baiklah, sekarang aku mau kau dan aku
mengenakan ini” kata heechul oppa menunjukan sepasang cincin emas putih dengan
bandul permata putih yang bersinar dan sangat indah. Aku tercengang melihatnya,
aku menutup bibirku dengan kedua tanganku tidak percaya oppa akan seserius ini.
Ini cincin loh baru beberapa menit yang lalu kami menjadi kekasih dan dia sudah
menyodorkan cincin cantik ini untuk kami pakai berdua. “oppa? Secepat ini?
Tidak mungkin oppa” kataku tidak percaya. “ini bukti keseriusanku dan bukti
rasa cintaku padamu hye jin-ah. Kau tidak memercayaiku? Atau kau justru yang
tidak serius? Aku ingin kita memakai ini agar kau dan aku selalu ingat satu
sama lain” kata oppa panjang. “ani. Aku percaya dan serius padamu oppa, hanya
saja, cincin ini….” Kataku terputus karena oppa menyilangkan jarinya dibibirku
“sssttt, tidak ada masalah dengan cincin ini, kau pantas memakainya, lihat,
terlihat cantik dijari manismu dan kau pun terlihat sangat cantik memakainya”
kata oppa sambil memasangkan cincin itu dijari manisku. “sekarang kau pakaikan
cincin itu di jariku” pinta oppa. Dengan gemetar aku pasangkan cincin itu di
jari oppa. Cocok sekali dan aku heran cincin ini begitu pas kami pakai, tidak
kebesaran dan tidak kekecilan. “lihat jari kita berdua, cocok. Aku akan foto
ini sekarang haha” kata oppa lalu mengambil gambar tangan kami yang sudah
mengenakan cincin kembar ini. “oppa, kau akan mengunggahnya? Jebal jangan”
mohonku. “ah kau, baru saja aku akan mengunggahnya mengapa kau larang? Ah iya
aku lupa. Baiklah” katanya sedikit kecewa. Ya aku mau tidak mau melarangnya
mengunggah foto itu setidaknya sampai pengumuman aku lulus dari SMA atau
seluruh dunia akan menyerbuku. Walau hanya foto tangan dengan cincin. Ya
cincin, kami? Ya kau tau apa yang ku maksud. Perasaanku saat ini tidak bisa
digambarkan, bahagia. Hanya itu yang aku rasakan. Aku juga tidak bisa berhenti
tersenyum. Terlihat juga diwajah heechul oppa rasa bahagia yang tak dapat
diutarakan. “bersabarlah oppa untuk tidak mengunggahnya samapai ada pengumuman
kelulusanku, setelah itu terserah kau oppa” kataku sambil menyantap makananku
“baiklah chagiya, eh kue-kue, cokelat dan bunga nya apakah kau suka?” tanya
oppa. “mwo? Kau pengirimnya?” tanyaku heran “ya, siapa lagi chagiya? Kau suka?”
tanya oppa lagi “sangat sukka oppa, begitu juga eomma dan appa. Berapa banyak
uang yang kau habiskan?” tanyaku polos “ah kau tidak perlu tahu, aku akan
lakukan apapun demi kebahagiaanmu chagiya” katanya manis sambil menggenggam
tanganku dan menatap mataku. “ah oppa, kau membuatku kehabisan kata-kata oppa”
kataku lemas. “hahaha chagiya, berusahalah untuk tidak mudah terkejut ya,
setelah ini kau akan terus aku beri kejutan-kejutan istimewa” kata oppa lalu
memberikan evil smilenya. Makan siang kami lanjutkan dengan bercerita tentang
kami masing-masing. Oppa bercerita bagaimana dia menahan rasa rindunya selama
dua minggu tidak bertemuku dan betapa susahnya memilih kue bunga dan cokelat
yang kira-kira aku suka. Sungguh sesuatu yang sangat menyentuh hatiku. Makan
siang yang kami lakukan sungguh membuat kami lupa waktu. Hari semakin sore dan
oppa mengantarkan aku pulang. Dia meminta izin untuk tidak dapat mampir lebih
lama karena ada urusan dengan rekan super junior lainnya. “aku pamit dulu,
salam buat eomma dan appamu. Beritahu mereka permintaan maafku jika ada yang
mengganggu mereka akhir-akhir ini. Aku mencintaimu Song Hye Jin” kata oppa dan
*cup ya oppa mengecup bibir ku kali ini. Ya bibir! Terasa hangat bibir oppa
pada bibirku. Oppa sedikit membungkuk untuk meraih bibirku. Aku memejamkan
mataku seolah menikmati ciuman pertamaku pada kekasih baruku ini. Oppa tak
kunjung melepaskan ciumannya, anehnya aku juga tidak menolak. Beberapa detik
kemudian oppa melepaskan ciumannya. Lalu tersenyum kepadaku “aku mencintaimu
sepenuh hatiku, aku harap kau juga merasakan hal yang sama dan tidak akan
pernah berubah dari song hye jin yang saat ini aku kenal. Dan aku juga berharap
kau tidak pernah berhenti menjadi petals yang selalu menyemangatiku” *cup oppa
mengecupku lagi, kali ini di kening dan lagi, tidak langsung melepasnya. Aku
memejamkan mataku lagi kali ini. Merasakan hangatnya bibir heechul oppa pada
keningku. Kali ini heechul oppa tidak sekadar mengecupku tetapi juga memelukku.
Tangannya sudah bertanggar dipinggangku dan tanpa aku sadari aku melakukan hal
yang sama. Oppa melepaskan kecupannya tetapi tidak dengan pelukannya, yang aku
rasakan malah semakin eratnya pelukan heechul oppa. Sungguh nyaman apabila
seperti ini. Hangat dan nyaman dalam dekapannya. Aku merasa aman dan bahagia
yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Pelukannya berangsur mengendur dan
aku pun mengendurkan pelukanku walaupun aku tidak mau. “aku pulang dulu, ingat,
jaga kesehatanmu, aku tidak mau kekasih baruku ini jatuh sakit lagi.
Saranghaeyo hyejin-ah. Annyeong” sapaan terakhir oppa dan aku hanya bisa
menjawab “nado saranghaeyo oppa” dan masih terpaku ditempatku berdiri. Aku
menatapnya tidak berkedip memasuki mobilnya hingga mobilnya sudah tidak
terlihat lagi. Aku melangkahkan kakiku dengan berat kekamarku. Aku tidak
menemukan eomma atau appa dirumah. Sepertinya mereka sedang pergi, lega rasanya
mereka tidak melihat adegan tadi atau aku akan habis dimarahi mereka. Aku akan
memberitahu ini pada eomma dan appa setelah kelulusan SMA nanti. Aku duduk
termenung dikamarku, mengingat-ingat kejadian yang baru saja terjadi. Sungguh
tidak dapat menghentikan senyum yang sedari tadi sudah tersungging diwajahku.
*der der der* bunyi getaran ponselku “jangan tersenyum terus, senyum manismu
hanya untukku hye jin, saranghae” pesan singkat dari heechul oppa. Aku tidak
sanggup membalasnya jari-jariku terasa kaku *der der der der der* bunyi getaran
yang sama tapi kali ini 2 pesan yang kuterima dari habyung dan anna yang isinya
sama “kehidupan barumu baru akan segera dimulai hye jin-ah chukkae! Kami
menyayangimu dan akan terus mendukungmu” pesan singkat yang sangat mengharukan
dari dua sahabatku yang aku sayangi itu. tanpa mereka aku bukanlah apa-apa. “ya
ini baru akan segera dimulai, saranghaeyo kim heechul” ucapku pelan nyaris tak
terdengar
END!
2 comments:
ALiSSha luBz H33chuL tiLL the 3nd,,
ngahahahahahah ngakak
Post a Comment