stupid fanfiction, full of humour... a bit alay.. just enjoy it
*nara pov*
Haah aku tarik nafas dan membuangnya. Ini sangat membuatku gugup. Tahun ajaran baru dimulai. Aku sekarang terdaftar sebagai salah satu mahasiswi di kampus “yadong super” jurusan manajemen pariwisata. Aku masuk kampus ini bersama sahabat ku song ha byung, hanya saja beda jurusan. Byung mengambil jurusan koki karena cintanya pada dapur melebihi cintanya ke orang tauanya sendiri mungkin. Aku sendiri mengambil kuliah menejemen pariwisata karena aku senang berjalan-jalan.
“naraaaa!!!” suara perempuan eksentrik yang sudah aku kenal, ha byung.
“tidak bisakah kamu tidak teriak? Suaramu bisa membuat gendang telinga ku pecah ha byung” cerocos ku pada sahabatku ini. Dan em, dia tidak sendiri rupanya, dia bersama seorang namja yang sepertinya adalah senior kami. “hehehe, kalau aku tidak teriak kamu tidak akan dengar” jawabnya cengengesan. “aku kan tidak tuli, kamu bicara biasa saja sudah seperti teriak habyung” kataku singkat. “ah ne ne mianhae nara-ah. Um betewe, ini seniorku, kim ryeowook, kenalkan” katanya mengenalkan namja ini dan benar saja dia ini senior kami. “kim ryeowook imnida, senang berkenalan denganmu” katanya lembut sambil membukkan badan. “ah ne, Kim Nara imnida” jawabku yang juga kubungkukan badanku. Semenjak ha byung dan ryeowook-ssi datang aku merasakan semua mata mengarah pada kami. Ada apa ini? “byung-ah, aku merasa semua orang memperhatikan kita, apa kau merasakan hal yang sama? Ada apa sih? Kita salah ya?” tanyaku cemas pada sahabatku ini. “kau tidak menyadarinya? Astaga Naraaaa, polos sekali kamu.” Jawabnya enteng dan malah mengejekku. “kamu masih belum mengenalku Nara-ah?” Tanya ryeowook oppa, ya aku mulai memanggilnya oppa karena dia begitu ramah. “sudah, sudah kenal. Kau Kim Ryeowook oppa dari jurusan food product di kampus ini” jawabku polos. “hahahahaha oh Tuhan Naraaa. Kim ryeowook! Kau tak sadar juga? Ryeowook oppa ini adalah salah satu member super junior yang terkenal itu!!!!” kata ha byung semangat, dan sukses membuat aku malu dan mungkin wajahku sudah seperti udang rebus. Bagaimana aku lupa kalo orang yang ada dihadapanku ini adalah anggota boyband yang sangat terkenal seantero jagat raya! “omoooooo aku lupa, pantas saja aku seperti melihatmu sebelumnya! Mianhae wookie oppa” jawabku dan nyengir karena malu. “ah gak apa2 kok, aku lapar, mari kita makan siang di restoran langganan ku” ajak wookie oppa, baik sekali dia. Didalam mobilnya aku berpikir bagaimana bisa si habyung mesum ini bisa kenal dengan wookie oppa? Ah dia sih ngapain juga udah gak punya malu.
*der der der* bunyi getaran ponsel
“tolong ambilkan ponselku byung, didalam tas” kata wookie oppa sambil mengemudi. “nih oppa” jawab byung sambil menempelkan ponsel wookie oppa pada telinganya. “yeoboseo, ah ada apa min hyung? …. Aku sedang dalam perjalanan ke restoran ajegile sama dua saeng baruku, ah ne, ketemu disana ya” pembicaraan singkat antara wookie oppa dengan sungmin oppa sepertinya.
Didepan restoran……
“kita sudah sampai, kita juga akan bertemu dengan sungmin hyung loh” kata wookie oppa sambil memarkir mobilnya. “asiiiik kita mau dikenalin sama sungmin oppa Nara! Biasmu” kata ha byung semangat. “ah ne, aku jadi gak enak sama kau oppa. Baik sekali kamu oppa” kataku sambil melenggang masuk kerestoran bersama ha byung dan wookie oppa.
“hei sebelah sini wook!” teriak seorang namja sambil melambaikan tangannya dan menyebarkan senyumnya yang sangat imut. Yak! Itu sungmin oppa! Biasku dari semasa aku sekolah di bangku SMK. “kajja sebelah situ” ajak wookie oppa dan menggandeng tangan ha byung. Omo! Cepat sekali mereka akrab. “annyeong haseo sungmin oppa, song ha byung imnida” kata ha byung mengenalkan diri. “annyeong, sungmin imnida. Dan kau?” kata sungmin oppa dan langsung bertanya padaku deg! Jantungku berdegup kencang. “a annyeong haseo. Kim nara imnida” jawabku sedikit gugup. “tidak usah gugup nara-ah, sungmin hyung tidak gigit kok” kata wookie oppa dan mereka pun terkekeh.
“um, aku sudah pesankan makanan untuk kalian bertiga, semoga cocok ya makanan pesananku” kata sungmin oppa manis. Aduuuh jantungku terus berdetak tidak wajar dan malah aku rasa wajahku mulai memucat.
*nara pov end*
*sungmin pov*
“cantik sekali kim nara ini, ketemu dimana si wookie sama wanita ini” gumamku dalam hati. “hei, kau tidak apa2? Kenapa wajahmu memucat dan diam seperti patung gitu nara-ah?” Tanya lembut sambil meletakkan punggung tanganku ke keningnya. “ah gwenchana sungmin-ssi. Hanya sedikit tidak enak badan” jawabnya manis. “panggil saja aku oppa nara” kataku “ ah, ne sungmin oppa” jawabnya lalu senyum manis. Ah ingin sekali aku meminta nomor ponselnya. Kami pun makan siang bersama dengan obrolan yang agak sedikit belok karena ternyata ha byung cukup yadong macem si hyukjae. Tapi ini adalah sebuah permulaan yang baik, aku tidak lagi melihat wajah pucat nara. Dia orangnya cukup baik dan aku ingin sekali kenal lebih dekat dengannya. Aku meraih ponselku dan aku ketik pesan singkat pada wookie yang berisi aku ingin mengantarkan nara pulang. “byung-ah aku ada keperluan tugas pak broto, maukah kamu menemaniku membeli sesuatu untuk tugas itu?” Tanya wookie yang sudah mulai rencanaku. “dengan senang hati oppa” jawab habyung. “baiklah, aku pulang naik bis saja” kata nara. “jangan, biar aku mengantarkanmu pulang nara-ah” jawabku semangat. “ah ani, tidak usah sungmin oppa, aku tidak ingin merepotkan mu” jawabnya malu. “tidak repot kok, aku sedang tidak ada jadwal apa2. Oke?” kataku tak kalah semangat dari sebelumnya, “baiklah, terserah kau saja oppa” katanya manis. Dan tak lama wookie dan ha byung meninggalkan kami berdua. Ini saat yang aku tunggu.
“ayo kita pulang” ajakku pada nara. “kajja oppa” jawabnya manis. Aku bukakan pintu mobilku untuk nara, dan aku yakin jantungnya sedang berdegup kencang saat ini, begitu juga aku. “rumah mu dimana nara –ah?” tanyaku sambil menyalakan stater mobil. “di daerah selatan seoul oppa, hati hati ya macet kalo jam segini “ katanya lembut. “ah ne, baiklah. Macet? Tidak apa-apa kok, semakin macet akan semakin lama aku bersamamu” aku keuarkan gombalanku yang dari tadi ingin sekali aku keluarkan. “omo oppa, bisa saja kau ini” jawabnya lalu menundukan wajahnya yang sudah memerah itu. Aaaaaa lucu sekali yeoja satu ini. “nara-ah bisakah kita menjadi teman?” tanyaku memecah keheningan. “oppa ingin berteman denganku? Tidak salah oppa?” dia balik bertanya. “ne, memangnya kenapa kalau aku ingin menjadi temanmu?” aku nanya lagi. “kau kan salah satu anggota boyband terkenal didunia, sedangkan aku hanya seorang yeoja biasa” jawabnya enteng. “itu bukan suatu masalah yang besar kan? Jadi bisa tidak kita menjadi teman?”Tanya ku lagi. “ah tentu saja bisa oppa, suatu kehormatan bagiku” jawabnya lembut. “baiklah sekarang kita teman ya nara-ah” jawabku sambil mengusap-usap kepalanya. Lalu aku menyetel kaset koleksiku agar tidak ada kehengingan. Dan benar saja, jalanan menuju rumah nara-ah begitu macet. “nara-ah, bolehkah aku meminta nomor ponselmu?” tanyaku karena sudah mulai bosan dengan macet ini. “omo? Apa aku tidak salah dengar oppa?” dia lagi-lagi balik nanya padaku. Ah gadis ini bikin geregetaaaan. “tentu tidak nara-ah, simpan nomormu pada ponselku ini ya” kataku sambil menjulurkan ponselku padanya. Lalu dia mengetik nomornya di ponselku. “aku bri nama nara ya oppa” katanya lembut dan memberikan kembali ponselku. “gomawo nara-ah” kataku “cheonmaneyo oppa, eh oppa, 1 blok lagi belok kiri ya” katanya sambil menunjukan jalan. “ya disini, terima kasih oppa sudah mengantarkanku pulang” katanya manis. Aku berhenti disebuah rumah yang tidak terlalu besar dan bertipe minimalis dengan dua lantai dan pintu pagar yang cukup tinggi. “cheonmaneyo nara-ah. Sampai bertemu lain kali ya” kataku sambil melambaikan tanganku dan dia keluar dari mobilku dan masuk rumahnya.
*sungmin pov end*
*nara pov*
Aaaaaaaaahhhhhhhhhhh letih sekali, seharian gak dirumah ya sekarang udah jam 4 ya? Aku mau langsung mandi lalu mengerjakan tugas pak sentot deh. Setelah selesai mandi aku lekas mengeluarkan buku ticketing dan meletakkannya di meja belajarku dan lekas mengerjakannya. Lalu tiba-tiba aku ingat kejadian daebak tadi. Hahaha sungmin oppa! Ya sungmin oppa sekarang menjadi temanku dan meminta nomor ponselku. Jantungku mau copot rasanya tadi ya! Aku tutup buku ticketing dan lupakan sebentar, toh tugasnya masih minggu depan. Dan reflek aku mencari ponselku didalam tas, kali aja ada pesan dari sungmin oppa. Aku buka ponselku, dan yak!!!!! Ada pesan dari nomor yang belum aku kenal. Bergetar aku membuka pesan itu, benar saja dugaanku, dari sungmin oppa! “hai nara-ah simpan nomorku ini ya tapi jangan atas nama sungmin, nanti orang-orang bias tau.” Begitu isi pesannya, segera aku balas “ah ne oppa, aku tidak akan menyimpan nomormu atas namamu” yak send. Tak lama kemudian sungmin oppa membalas pesanku lagi yang berisi “kau kuliah jam berapa besok? Bolehkah aku mengantarmu berangkat kuliah?” aduh pesannya ini rasanya aku ingin mimisan. “aku ada kuliah jam9 pagi besok, apa tidak mengganggumu kalau kau mengantarku oppa?” jawabku. Setelah 15 menit sungmin oppa tidak membalas sms ku. Dan… *sorry sorry sorry sorry nega nega* suara ponselku, ada telepon? Dari siapa? Ah sungmin oppa “yeoboseo” sapaku “yeoboseo nara-ah maaf lama tidak membalas pesanmu, tadi aku ada pembicaraan dengan kyuhyunie. Um aku tidak keberatan mengantarmu kuliah besok. Aku jemput jam 8 pagi ya depan rumahmu. Aku tidak menerima penolakan, jadi pokoknya besok aku menjemputmu jam 8 pagi” katanya panjang lebar. “ah ne, baiklah, terserah kau sajalah oppa. Gomawo” “ne, cheonmaneyo, sampai bertemu besok pagi” tut tut tut tut teleponnya sudah mati….
Keesokan paginya ………
Baru kali ini aku duduk depan meja riasku, hanya demi sungmin oppa, tapi aku tidak akan dandan menor hanya karena dia. Aku hanya ingin terlihat rapi saja.
*tin tin tiiiin* bunyi klakson mobil yang aku kenal, sungmin oppa sudah dating. Ah santai sajalah. Ini belum jam 8 kenapa dia semangat sekali sih?
“nara-ah” suara eomma “ne eomma"jawabku "ada seorang namja, dia mencarimu, sepertinya eomma mengenalinya” kata eomma penasaran. “itu sungmin oppa eomma, anggota super junior, ingat kan?” kataku seraya mengambil tasku. “omooooooooo, bagaimana bisa?” Tanya eomma kaget. “nanti pulang kuliah aku ceritakan ya, gak enak dia nunggu lama” kataku lalu berjalan menghampiri sungmin oppa.
“annyeong nara-ah. Apa aku terlalu cepat?” tanyanya dan tersenyum imut. Apa dia mau bikin aku sakit perut pagi-pagi dengan senyum mautnya itu? “hanya lebih cepat 15menit kok oppa, untung aku sudah rapih” jawabku menghampiri dan meninggalkan eomma didepan pintu.
“silahkan masuk” katanya lembut dan membukakan pintu mobilnya. “gomawo” kataku singkat dan sungmin oppa sudah duduk disebelahku. “hatihati dijalan ya nara, sungmin” kata eomma dan aku hanya melambaikan tanganku saja. Dijalan lagilagi hanya hening, aku mau memulai pembicaraan, tapi bingung mau bicara apa. “nara” katanya memulai. “ne oppa, kamu pulang jam berapa nanti?” tanyanya manis dan sekarang mobil sungmin oppa sudah mendekati kampus ku yang namanya aneh itu. “jam 2 siang oppa, ada apa?” tanyaku enteng. “baiklah jam 2 siang aku tunggu didepan kampusmu ya” jawabnya yang aku yakin dia tidak ingin mendengar kata tidak mau dari ku. “kau menjemputku lagi? Kenapa kau begitu baik?” tanyaku polos. “akan kujawab nanti ketika aku menjemputmu” lalu dia menghentikan mobilnya tepat didepan kampus dan aku harus keluar karena pelajaran akan dimulai 20menit lagi. “annyeong oppa” kataku manis dan meninggalkannya. “annyeong jangan telat ya, jam 2” katanya.
Lalu aku masuk kelas dan memulai pelajaran aku tidak konsen akan pelajaran dan aku memutuskan tidak ikut kelas hari ini dan aku segera menghubungi habyung untuk segera bertemu di kantin kampus sekarang. Aku tunggu habyung 15 menit dan akhirnya dia datang. Aku ceritakan panjang lebar semuanya pada sahabat mesumku ini. Dia hanya ketawa ketiwi gak jelas sedangkan aku kebingungan “nanti toh kamu akan tau jawabannya kurang dari 1jam ini nara-ah” katanya enteng. “aku penasaran ha byung” kataku menjawab. “loh aku juga gatau kan dia bakalan jawab apa. Aku selesai jam 2 ini dan wookie oppa akan mengantarkan ku pulang. Sebentar lagi dia datang. Dan kau tau? Aku dan dia sudah berpacaran!” jawabnya panjang kali lebar samadengan luas. Omo! Apa aku tidak salah dengar? Pacaran? Cepet bangettttttttttttttt. Ha byung dan wookie oppa meninggalkanku depan kampus dan menancapkan gas. aku sendirian depan kampus. Aku lirik jam tanganku ini sudah hampir jam2, oppa belum juga datang, dan tak lama kemudian sebuah mobil dengan cat warna putih yang mengantarku tadi pagi datang. Tanpa aba2 aku masuk kedalam mobilnya.
“annyeong, kau menunggu lama?”tanyanya dan lagi, tersenyum manis. “tidak oppa, memang belum jam 2 kan tadi, hehe” jawabku dan nyengir. “oppa kenapa kau begitu baik?” tanyaku padanya. “karena aku menyayangimu” jawabnya enteng dan rasanya sesak sekali disini, aku butuh oksigen!!!! Jantungku rasanya copot mendengar itu. “aku sudah tuli ya?” tanyaku. “tidak, kau tidak tuli dan apa yang kau dengar tadi itu benar” jawabnya biasa dan senyumnya itu loh tambah bikin susah untuk bernafas. Aku bersender di jok mobilnya dan oppa mulai melajukan mobilnya itu. Aku terus tidak konsen. Aku mau pingsan rasanya. “aku tau kau lapar, kita makan” celetuknya dan aku tidak bisa menjawab apa-apa. Apa katanya tadi? Sayang? Dia menyayangiku? Ah sebagai adik aku rasa.
Sampai direstoran dia membukakan pintu dan menggandeng tanganku untuk masuk, aku keringat dingin ini. Aduh jantung aku gak karuan kayak abis kesetrum rasanya. Dia menarikan satu kursi dan mempersilahkanku duduk, kemudian dia juga duduk didepanku persis dan lagi-lagi dia tersenyum. Aku rasa dia berniat membunuhku dengan senyumnya yang imut luar biasa itu. Dia menjetikan jadi kepelayan dan pelayan itu hanya mengangguk, sudah langganan sepertinya. “kamu seperti habis melihat setan nara-ah” katanya padaku. “sepertinya aku terkena serangan jantung oppa” jawabku gak sadar, “hahaha kamu itu lucu sekali nara-ah” katanya sambil mencubit gemas hidungku. “appo ah oppa” kataku sambil memegangi hidungku.
“pesanan anda, selamat menikmati” kata pelayan dan menaruh dua tenderloin steak untuk kami berdua. “nara-ah” katanya “ne oppa, ada apa?” kataku sambil memotong steak yang lezat ini. “aku menyayangimu” katanya lagi. “sebagai adik kan? Aku juga menyayangimu sebagai oppa baruku” kataku sambil melahap steak. “ani, bukan sebagai adik, aku jatuh cinta padamu sejak pertama aku bertemu kamu” jawabnya yang membuat aku tersedak dan buru-buru minum. “aku kali ini salah dengar. Kita baru bertemu kemarin oppa, bagaimana bisa?” tanyaku yang aduh deg deg serrr ini nih.
“ya, aku sudah yakin kau akan berkata seperti itu, tapi memang begitu adanya. Aku menyayangi mu, aku ingin kau tidak sekedar jadi temanku saja, aku ingin kamu menjadi kekasihku, pendampingku” katanya panjang lebar menjelaskan. “ tapi oppa, aku ini hanya yeoja biasa, kau ini bukan orang biasa. Banyak yeoja yeoja cantik diluar sana oppa, aku ini tidak pantas untukmu.” Aku menjelaskan. Aku pun tidak sadar dengan apa yang baru saja ku katakan. “aku tidak peduli dengan status aku ataupun status kau nara-ah. Aku menyayangimu, tulus dari dalam hati. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Jadilah kekasihku!” katanya dan adohhhh mau pingsan rasanya. “haruskah aku menjawabnya? Bukankah kau tidak menerima jawaban tidak?” kataku menatap matanya itu. “ya! Aku ini serius, jawablah nara-ah” katanya memohon. “ne oppa, aku bersedia menjadi kekasihmu” jawabku spontan dan mantap. “wahahaha gomawooo chagiya. Bolehkan aku memanggilmu chagiya mulai sekarang?” katanya begitu semangat. “dengan senang hati oppa” jawabku singkat. “saranghaeyo kim nara” katanya sambil menggenggam tanganku. Oh Tuhan, jantungku serasa berhenti berdetak. “nado saranghaeyo lee sungmin”. Kemudian sungmin oppa mengecup keningku lembut, dan membuat otakku mulai tidak berfungsi. Ya, Lee Sungmin sudah menjadi milikku sekarang. Ini namanya mimpi jadi kenyataan. Terima Kasih Tuhan. END!
No comments:
Post a Comment